MECoK Ecopark

MECoK Ecopark merupakan sebuah inisiatif yang lahir dari semangat untuk melestarikan alam, khususnya ekosistem mangrove, di Indonesia. Terletak di Kabupaten Jepara, MECoK Ecopark adalah salah satu arboretum mangrove pertama yang dikelola dengan serius untuk tujuan edukasi dan konservasi. Seiring berjalannya waktu, MECoK telah berkembang dari sebuah tempat pembelajaran untuk mahasiswa Ilmu Kelautan menjadi pusat pendidikan mangrove yang dikenal luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat internasional. Dengan visi yang semakin besar, MECoK akhirnya bertransformasi menjadi MECoK Ecopark, sebuah destinasi ekoeduwisata yang menggabungkan konservasi alam dengan kegiatan pendidikan yang menarik bagi masyarakat luas.

1. Sejarah

  • Sejarah Berdirinya MECoK Ecopark: MECoK Ecopark, salah satu arboretum mangrove pertama di Indonesia, terletak di Kabupaten Jepara dan dikelola oleh Marine Science Techno Park (MSTP) Universitas Diponegoro, Semarang.
  • Tujuan Awal Pendirian MECoK: Pada awalnya, MECoK berfungsi sebagai sarana edukasi bagi mahasiswa Ilmu Kelautan, khususnya KeSEMaT, dalam praktik lapangan terkait rehabilitasi dan konservasi mangrove.
  • Perkembangan sebagai Sarana Edukasi Global: MECoK kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan mangrove bagi masyarakat luas, termasuk kampanye internasional untuk konservasi mangrove.
  • Transformasi Menjadi Ekoeduwisata: Melihat potensinya, IKAMaT bersama KeSEMaT mengembangkan MECoK menjadi MECoK Ecopark, sebuah destinasi ekoeduwisata berbasis konservasi mangrove.

2. Potensi

  • Lokasi Strategis MECoK Ecopark: Dengan letaknya yang berdekatan dengan destinasi wisata utama seperti Pantai Bandengan, Pantai Kartini, dan Pulau Karimunjawa, MECoK Ecopark berpotensi besar menjadi tujuan wisata mangrove yang menarik.
  • Dukungan Infrastruktur Pesisir: Kabupaten Jepara memiliki fasilitas wisata yang lengkap, seperti hotel dan penginapan, yang semakin mendukung pengembangan MECoK Ecopark sebagai destinasi ekoeduwisata.
  • Sarana Pendukung yang Dibutuhkan: Untuk mendukung pengembangan ini, fasilitas seperti jalur tracking mangrove, museum, pusat riset, serta denah wisata perlu dikembangkan agar pengalaman wisatawan lebih lengkap.
  • Kajian Awal KeSEMaT dan IKAMaT: KeSEMaT dan IKAMaT telah melakukan kajian awal dan baseline data tentang kondisi eksisting mangrove, yang menjadi dasar penting untuk pengembangan MECoK Ecopark.
  • Keanekaragaman Spesies Mangrove: MECoK Ecopark memiliki 34 spesies mangrove, termasuk mangrove mayor, minor, dan asosiasi, yang menambah daya tarik ekowisata.
  • Potensi Serapan Karbon Ekosistem Mangrove: Ekosistem mangrove di MECoK menyerap karbon baik dari tegakan mangrove maupun sedimen, yang merupakan potensi besar dalam mitigasi perubahan iklim.
  • Estimasi Serapan Karbon: Penghitungan serapan karbon yang tepat perlu dilakukan untuk mengetahui kontribusi MECoK dalam kebijakan karbon biru nasional dan internasional.
  • Kondisi Kesehatan Mangrove di MECoK: MECoK Ecopark memiliki kondisi mangrove yang baik, mendukung pelestarian jangka panjang dan rehabilitasi ekosistem.
  • Grand Design MECoK Ecopark: IKAMaT telah menyusun grand design MECoK yang sedang memasuki tahap realisasi, dengan fokus pada pengembangan berkelanjutan.
  • Kerja Sama untuk Pengembangan MECoK Ecopark: IKAMaT bekerja sama dengan berbagai investor dan mitra untuk mendukung pengembangan MECoK Ecopark.
  • Dukungan Pemerintah dan Swasta: Pengembangan MECoK membutuhkan dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan perusahaan, untuk mempercepat realisasi proyek.
  • Kolaborasi dalam Merealisasikan Program: IKAMaT terus mencari mitra kerja yang dapat berkontribusi dalam hal ide, gagasan, serta finansial untuk mempercepat pelaksanaan MECoK Ecopark yang berkelanjutan.

3. Tujuan

  • Membantu program pemerintah dalam upaya percepatan manajemen konservasi dan rehabilitasi ekosistem mangrove di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Jepara.
  • Menjadikan MECoK Ecopark sebagai sarana pembelajaran dan kampanye rehabilitasi mangrove.
  • Mewujudkan MECoK Ecopark sebagai salah satu destinasi edukasi wisata mangrove andalan MSTP UNDIP di Kabupaten Jepara.
  • Menjadikan MECoK Ecopark sebagai arboretum mangrove Indonesia berskala nasional hingga internasional.

4. Milestone

  • Tahun 2001 (Awal Penanaman Mangrove dan Berdirinya KeSEMaT): Pada 2001, penanaman mangrove pertama dilakukan di kawasan pesisir Jepara oleh mahasiswa Ilmu Kelautan UNDIP, sekaligus berdirinya KeSEMaT dengan fokus kampanye dan rehabilitasi mangrove.
  • Tahun 2002 (Persemaian Bibit Mangrove): Kegiatan penanaman mangrove menjadi rutin, dilengkapi dengan persemaian bibit sebagai dasar program Mangrove Restoration (MR).
  • Tahun 2003 (Peluncuran Program MR): MECoK secara resmi dibangun melalui kerja sama dengan Wetlands International. Program MR mencakup pembibitan dan penanaman 3.500 bibit mangrove.
  • Tahun 2004 (Pengembangan Program Edukasi dan Film Dokumenter): Selain penguatan program MR dan MC, dilakukan syuting Mangrove Movie, perbaikan bedeng bibit, serta persiapan program MR 2005.
  • Tahun 2005–2006 (Papanisasi Arboretum dan Kegiatan KGTA): Program MR semakin berkembang dengan keterlibatan pemerintah daerah, papanisasi arboretum, dan kegiatan KGTA di MECoK.
  • Tahun 2018 (Survei Jenis Mangrove dan Pemetaan Lahan): IKAMaT melakukan survei yang mengidentifikasi 27 jenis mangrove dan pemetaan yang menunjukkan peningkatan luas vegetasi mangrove dari 0,12 ha (2001) menjadi 1,13 ha (2018).
  • Tahun 2019 (Penghargaan KALPATARU): KeSEMaT menerima nominasi KALPATARU kategori Penyelamat Lingkungan berkat upaya penyelamatan pesisir dan konservasi mangrove di MECoK.
  • Tahun 2022 (Pembangunan Struktur Treking dan Pengembangan Taman Mini SDGs): IKAMaT ditunjuk UNDIP untuk merancang treking mangrove sepanjang 300 m dan fasilitas penunjang lainnya, yang merupakan bagian dari program Taman Mini SDGs. Luas vegetasi mangrove di MECoK mencapai lebih dari 3 ha.

5. Kegiatan di MECoK Ecopark

NOTAHUN

KEGIATAN

PENYELENGGARA
12001Penanaman Mangrove 100 Bibit.KeSEMaT
22002Penanaman Mangrove 100 Bibit.KeSEMaT
32003Mangrove REpLaNT (MR) 2003: Seminar Nasional, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.KeSEMaT
42004MR 2004: Seminar Nasional, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.KeSEMaT
52005MR 2005: Seminar Nasional, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.KeSEMaT
62006a. MR 2006: Seminar Nasional, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
b. Mangrove Cultivation (MC) 2006: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
KeSEMaT
72007a. KeSEMaT Goes To Arboretum (KGTA) 2007: Monitoring Hasil MC 2006.
b. Mangrove Training (MT) 2007: Pelatihan Penelitian Mangrove.
c. MR 2007: Seminar Nasional, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
d. KGTA II 2007: Monitoring Hasil MR 2007.
e. Syuting ASTRO TV.
KeSEMaT
82008a. MC 2008: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
b. KGTA I 2008 : Monitoring Bibit MC 2008.
c. KGTA II 2008: Identifikasi Spesies Mangrove.
d. Pendampingan Proses Syuting Trans TV.
e. Pendampingan HALIASTER dan Semarang Bird Community (SBC)
f. KGTA III: Pemeliharaan Mangrove dan Pengamatan Burung Pantai.
KeSEMaT
92009a. Mangrove Restoration (MANGRES) 2009: Penyuluhan, Kampanye, Penanaman dan Penyulaman Mangrove.
b. KGTA I 2009 : Pembuatan Bedeng Persemaian Mangrove.
c. MC 2009: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
d. KGTA II 2009 : Monitoring Awal Hasil MC 2009.
e. Pendampingan Syuting Fauna Mangrove dalam Acara Cerita Anak TRANS TV.
f. KGTA III 2009: Monitoring Pembibitan dan Penyulaman MANGRES dan MC 2009.
g. Pemantauan Perbandingan MECoK dari Tahun 2003-2009.
h. MC 2009: Seminar Nasional, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
i. KGTA IV 2009: Pembibitan Bruguiera.
j. Pendampingan dan Penyuluhan Mangrove kepada SDN Teluk Awur.
k. Pendampingan dan Penyuluhan Mangrove kepada PINNISI, Ilmu Kelautan UNDIP.
l. Pendampingan dan Penyuluhan Mangrove kepada C-Fish UNDIP.
KeSEMaT
102010a. KGTA 2010.
b. Pendampingan Pembelajaran Mangrove bersama SMA Pecangaan Jepara.
c. Kunjungan Kerja BPLH Tarakan, Kalimantan Timur
d. MC 2010 : Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
e. MR 2010 : Seminar Nasional, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
f. Kunjungan Kerja Guru SMA Loyola, Semarang.
g. Kunjungan Kerja dan Monitoring KKMD Jawa Tengah.
h. Kunjungan Kerja Balai Pelatihan Kehutanan Makassar.
KeSEMaT
112011a. Penetapan Status MECoK sebagai “Hutan Kota” oleh Bupati Jepara.
b. KGTA I 2011 : Identifikasi dan Pembuatan Herbarium Mangrove.
c. KGTA II 2011 : Perbaikan Kebun Persemaian Bibit Mangrove di MECoK.
d. Penyuluhan Mangrove kepada 78 Murid YPI NASIMA, Semarang.
e. MC 2011: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
f. Pendampingan Gerakan Penyulaman Sejuta Mangrove (GPSM).
g. Pendampingan Praktikum Marine Botany (MB) 2011, Program Studi Oseanografi, Ilmu Kelautan UNDIP, Angkatan 2010.
h. Coastal Clean Up dan Penanaman Mangrove bersama BEM FPIK UNDIP.
i. MR 20211: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
j. Pendampingan dan Pembelajaran bersama SD Karang Turi, Semarang.
k. Kunjungan Kementerian Kehutanan dan BPDAS Jateng.
l. Pendampingan “Study Mangrove” C-Fish, Jurusan Perikanan, FPIK UNDIP.
m. Pendampingan Kunjungan Kerja Japan International Cooperation Agency (JICA).
KeSEMaT
122012a. KeSEMaTHUNT KeSEMaTOUR (KHKT) 2012: Monitoring dan Evaluasi Bibit Mangrove.
b. KGTA I 2012.
c. Pendampingan BAKOSURTANAL.
d. Klub Selasa Malam (KSM) dan KGTA II 2012.
e. MC 2012: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
f. Studi Banding Kelompok Tani KBR Tugurejo, Semarang.
g. Pendampingan Pembelajaran Mangrove bersama C-Fish, UNDIP.
KeSEMaT
132013a. Studi Banding KeMANGTEER Jakarta.
b. KGTA 2013: Perbaikan Bedeng Persemaian Mangrove.
c. KGTA II 2013 : Upgrade Papan Nama MECoK.
d. MC 2013: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
e. Penghijauan Pantai Bibit Cemara Laut dan Nyimplung bersama PT Pertamina.
KeSEMaT
142014a. KGTA III 2014: Pemeliharaan dan Identifikasi Jenis Mangrove.
b. MC 2014: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
KeSEMaT
152015a. KGTA 2015: Pemeliharaan dan Identifikasi Jenis Mangrove.
b. MC 2015: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
c. KeSEMaT Goes To Community (KGTC) 2015: Pengenalan Produk Mangrove, Pelatihan Penanaman dan Identifikasi Mangrove bersama SMAN 1 Kembang, Jepara.
KeSEMaT
162016a. KGTA 2016: Perbaikan Bedeng Pembibitan Mangrove.
b. MC 2016: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
c. Pendampingan dan Penanaman Mangrove Penerima Beasiswa Kartini.
d. Pendampingan dan Penanaman Mangrove Pecinta Alam Jepara.
KeSEMaT
172017a. Pendampingan Studi Banding PT Pertamina.
b. KGTA 2017: Perbaikan Bedeng Pembibitan Mangrove.
c. MC 2017: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
KeSEMaT
182018a. MC 2018: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
b. Mangrove Merdeka (MM): Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Republik Indonesia (RI) dan Penanaman Bibit Mangrove.
c. Pemantauan Citra Satelit MECoK 2001-2018.
d. Kegiatan Pengenalan Kampus dan Aksi Penanaman Mangrove Mahasiswa Baru (MABA) Program Studi Ilmu Kelautan dan Oseanografi Angkatan 2018 FPIK UNDIP.
KeSEMaT
192019a. KGTA: Pembibitan Propagul Mangrove.
b. MC 2019: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.
c. Pendampingan Penanaman Bibit Mangrove SMAN 2 Kudus.
KeSEMaT
202020Kegiatan Pengenalan Kampus bagi Mahasiswa Baru (MABA) Program Studi Ilmu Kelautan dan Oseanografi Angkatan 2019 FPIK UNDIP.KeSEMaT
212021MC 2021: MC 2024: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.KeSEMaT
222022a. Pembangunan Treking Mangrove Taman Mini SDG’s
b. KGTC: Pendampingan Studi Banding PT Pupuk Indonesia.
c. KGTC: Pendampingan Penanaman Bibit Mangrove PT Toyota Astra Finance.
d. KGTC: Pendampingan Penanaman Bibit Mangrove PT Serasi Auto Raya (SERA).
e. KGTC: Pendampingan Penanaman Bibit Mangrove UNDIP Dalam Program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, Kedaireka.
KeSEMaT
Kedaireka
232023MC 2023: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.KeSEMaT
242024MC 2024: Seminar Nasional, Stand Fair, Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove.KeSEMaT

6. Aktivitas di MECoK Ecopark

6.1 Pengelolaan Harian MECoK Ecopark

  • Pengecekan Lokasi dan Ticketing: Pengecekan rutin di MECoK Ecopark dilakukan untuk mendata pengunjung dan memastikan kawasan dalam kondisi aman. Ticketing berperan dalam pengelolaan dana operasional yang mendukung keberlangsungan program ecopark.
  • Pembersihan Lokasi: Setiap hari, pembersihan dilakukan untuk menjaga lingkungan mangrove tetap bersih dari sampah yang dapat mengganggu ekosistem.
  • Perawatan Fasilitas: Perawatan fasilitas sarana dan prasarana merupakan bagian penting dari pengelolaan harian agar seluruh fasilitas yang ada dapat terjaga dalam kondisi baik, aman, dan nyaman untuk digunakan pengunjung.
  • Penyediaan Pemandu Wisata: Pemandu wisata disediakan untuk memberikan edukasi kepada pengunjung mengenai mangrove dan sejarah MECoK Ecopark. Keberadaan mereka membantu pengunjung memahami pentingnya konservasi mangrove serta memberikan pengalaman wisata yang lebih mendalam.
  • Pengelolaan dan Pendampingan Penanaman Mangrove: Setiap hari, pengunjung dapat berpartisipasi dalam penanaman mangrove dengan pendampingan pemandu. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran lingkungan, tetapi juga memberikan edukasi langsung mengenai teknik rehabilitasi mangrove yang benar.
  • Pengelolaan Situs Web  dan Media Sosial: Untuk mendukung promosi dan dokumentasi kegiatan, MECoK Ecopark secara rutin mengelola website, media sosial, dan jaringan daring. Hal ini penting untuk menyebarkan informasi, menarik minat pengunjung, dan menciptakan keterlibatan yang lebih luas dengan masyarakat.

Dengan dilaksanakannya pengelolaan harian yang teratur, MECoK Ecopark mampu mempertahankan kualitas ekosistem dan fasilitas yang ada, serta memperkuat daya tariknya sebagai destinasi wisata edukasi dan konservasi mangrove, baik bagi pengunjung lokal, nasional, maupun internasional.

6.2 Kegiatan Rutin Bulanan di MECoK Ecopark

  • Diskusi Bersama: Kegiatan ini merupakan ajang bertukar pikiran seputar topik mangrove dan lingkungan di Transformative Learning MECoK Ecopark. Diskusi ini mengundang berbagai pihak seperti komunitas, institusi, dinas pemerintah, hingga pelajar dan mahasiswa, dengan tujuan utama memperkenalkan konsep ekoeduwisata mangrove.
  • Edukasi Mangrove: Setelah diskusi bersama, diadakan sesi edukasi mengenai manfaat dan fungsi ekosistem mangrove. IKAMaT dan KeSEMaT, sebagai ahli mangrove, memberikan informasi mendalam dalam kegiatan ini.
  • Penanaman dan Pemantauan Mangrove: Sebagai kelanjutan dari diskusi dan edukasi, peserta terlibat langsung dalam penanaman mangrove. Kegiatan ini memberikan pemahaman praktis mengenai teknik rehabilitasi mangrove, dipandu oleh para ahli.

Program-program ini diselaraskan dengan agenda dari UNDIP, KeSEMaT, dan afiliasi lainnya, termasuk kegiatan nasional dan internasional seperti seminar, pelatihan, serta pameran yang turut mendukung kampanye mangrove di MECoK Ecopark.

Dengan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ini, diharapkan semakin banyak kolaborasi antara berbagai lapisan masyarakat, yang berujung pada peningkatan kesadaran akan pentingnya pelestarian mangrove serta kunjungan ke MECoK Ecopark.

6.3 Penghitungan Estimasi Serapan Karbon

  • Pengukuran Kandungan Karbon di Atas Permukaan Tanah: Data diperoleh dengan mengukur Diameter at Breast Height (DBH) pada ketinggian 1,3 meter. Setelahnya, dilakukan perhitungan menggunakan model alometrik untuk mengestimasi biomassa dan simpanan karbon.
  • Pengukuran Karbon Sedimen (Bawah Tanah): Estimasi karbon organik bawah tanah diambil melalui sampel sedimen pada kedalaman tertentu. Penghitungan dilakukan dan hasilnya dikonversi menjadi stok karbon per ton per hektar.
  • Standar Penghitungan Karbon: Penghitungan ini menggunakan panduan SNI 7724:2011 untuk memastikan hasilnya akurat dan terukur sesuai standar nasional.

7. Roadmap Pengembangan

TAHUN

2001-2007

2008-2012

2013-2018

2019-2024


KEGIATAN
Penambahan kuantitas bibit mangrove.Penelitian mangrove.Pembuatan dan pengembangan jaringan daring.Pemantauan mangrove
Pengkayaan spesies mangrove.Kampanye mangrove.Pembangunan sarana dan prasarana.Monitoring dan evaluasi program

TUJUAN
Penghijauan pantai dan pencegah abrasi.Peningkatan literasi dan pendokumentasian terhadap keanekaragaman hayati mangrove di MECoK Ecopark.Pengarsipan dan publikasi kegiatan di MECoK Ecopark ke tingkat nasional dan internasional.Update data terkini kegiatan penanaman dan pemantauan mangrove ke situs web Mangrove Tag.
Pencegahan terhadap konsep penanaman monokultur.Publikasi dan upaya replikasi program MECoK Ecopark di beberapa lokasi di Indonesia. Pelengkapan fasilitas ekowisata mangrove di MECoK Ecopark.Pengukuran tehadap tingkat keberhasilan program.

LUARAN
Penambahan 10.000 bibit mangrove baru di MECoK Ecopark.Adanya minimal tiga (3) penelitian baru mengenai MECoK Ecopark.Pembuatan website KeSEMaT dan pengelolaan minimal satu (1) buah media sosial MECoK Ecopark.Kelulushidupan bibit mangrove minimal 60%.
Berdirinya minimal tiga (3) buah bedeng persemaian mangrove. Penambahan minimal 10 mitra baru KeSEMaT yang berkegiatan di MECoK Ecopark.Adanya minimal satu (1) papan nama MECoK Ecopark dan pembangunan minimal 50 m jembatan untuk treking mangrove di MECoK Ecopark.Sarana dan Prasarana di MECoK minimal 80% tetap dalam kondisi baik.

8. Fasilitas

  • Museum Mangrove: Tempat untuk mempelajari dan melestarikan ekosistem mangrove, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya lingkungan pesisir ini.
  • Smart Garden: Taman yang menggunakan teknologi canggih, seperti sensor dan sistem irigasi otomatis, untuk mempermudah perawatan dan meningkatkan hasil persemaian.
  • Rain Garden: Taman yang dirancang untuk menyerap dan mengelola limpasan air hujan, membantu mencegah banjir dan pencemaran.
  • Transformative Learning: Lokasi untuk edukasi mangrove yang mengubah cara berpikir seseorang dengan memicu refleksi dan penilaian ulang nilai-nilai serta asumsi.
  • Toilet Pintar: Toilet dengan teknologi modern, seperti kontrol suhu dan pembersihan otomatis, yang meningkatkan kenyamanan dan kebersihan.
  • Solar Tree: Struktur mirip pohon dengan panel surya untuk menghasilkan energi listrik, yang juga berfungsi sebagai elemen desain estetis.

9. Konservasi Mangrove di Pesisir Teluk Awur, Jepara

  • Luas Lahan: 25 ha.
  • Lahan Kritis: 5 ha.
  • Kebutuhan Bibit: Minimal 10.000/ha (total kurang lebih 50.000 bibit).
  • Sudah Tertanami: 90%.
  • Total Bibit Mangrove yang Sudah Ditanam Sejak 2001: 1.200.000 bibit mangrove.
  • Jenis Bibit: 34 jenis mangrove mayor, minor dan asosiasi, seperti Rhizophora (bakau), Avicennia (api-api), Bruguiera (tancang) dan lain-lain.
  • Potensi Serapan Karbon: 500 MgC/ha atau 2.500 MgC/5 ha.
  • Status Lahan: Negara (UNDIP).
  • Lokasi Penanaman: MECoK Ecopark, Desa Teluk Awur, Jepara.

Teluk Awur, sebuah desa di pesisir Jepara, sejak 2003 telah menjadi lokasi Pusat Pendidikan Mangrove atau MECoK yang didirikan oleh KeSEMaT. Program ini bertujuan menyelamatkan ekosistem mangrove dari ancaman abrasi dan erosi pantai.

Pada awalnya, sekitar 90% dari total 52 ha lahan mangrove di Teluk Awur mengalami kerusakan. Sejak dimulainya program pembibitan, penanaman, pemantauan, dan penyulaman yang dilakukan secara rutin, telah berhasil ditanam sekitar 800 ribu bibit mangrove dengan tingkat kelulushidupan yang tinggi, mencapai 90%. Keberhasilan ini didukung oleh kondisi alam Teluk Awur yang sesuai sebagai habitat mangrove, seperti perairan yang tenang, pasang surut yang teratur, dan lokasi yang terlindung.

Saat ini, MECoK memiliki 34 jenis mangrove, termasuk 5 spesies mayor, 4 spesies minor, dan 25 spesies asosiasi, yang sebagian besar berasal dari pengkayaan spesies melalui upaya transfer dari beberapa daerah lain, seperti Cilacap dan Bali. Hal ini menjadikan Teluk Awur sebagai kawasan mangrove kedua terlengkap di Indonesia setelah Cilacap.

Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, masih ada 5 ha lahan yang belum tertanami, sehingga dukungan dari berbagai pihak diperlukan untuk keberlanjutan konservasi dan rehabilitasi kawasan tersebut. Selain itu, degradasi lingkungan akibat penebangan mangrove, pencemaran, dan alih fungsi lahan untuk tambak masih menjadi tantangan serius.

Peran serta masyarakat sangat diharapkan dalam pemulihan kawasan ini. MECoK Ecopark diharapkan menjadi kawasan ekowisata mangrove yang dapat mendukung pelestarian lingkungan serta memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat. Dengan status lahan yang dikelola oleh UNDIP, program penanaman dan pemantauan mangrove memiliki potensi kesuksesan yang lebih tinggi, dengan tingkat kelulushidupan mencapai 90%. (ADM).

DONASI SEKARANG